Jumat, 14 Maret 2014

Machining proses


PROSES PEMESINAN (MACHINING PROCESSES)

A. U m u m

Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam pembentukan benda kerja atau mungkin juga merupakan proses akhir setelah pembentukan logam menjadi bahan baku berupa besi tempa atau baja paduan atau dibentuk melalui proses pengecoran yang dipersiapkan dengan bentuk yang mendekati kepada bentuk benda yang sebenarnya.
Baja atau besi tempa sebagai bahan produk yang akan dibentuk melalui proses pemesinan biasanya memiliki bentuk profil berupa bentuk dan ukuran yang telah distandarkan misalnya, bentuk bulat “O”, segi empat, segi enam “L”, “I” “H” dan lain-lain. Bahan benda kerja yang dibentuk melalui proses pengecoran memiliki bentuk yang bervariasi sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Pembentukan benda kerja melalui proses pengecoran ini telah direncanakan dan dianalisis sedemikian rupa sehingga jika benda kerja menghendaki bentuk akhir melalui proses pemesinan tertentu sebagaimana diinformasikan pada gambar kerja, maka bagian ini telah dipersiapkan. (Lihat membaca dan menggunakan gambar dan pembentukan benda kerja melalui proses pengecoran). Oleh karena itu Gambar kerja merupakan dokumen penting yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses produksi mulai penerimaan bahan baku hingga penyerahan produk kepada pemakai dan sebagai dasar pertanggung jawaban terhadap kualitas dari produk tersebut.

Angka kekasaran permukaan atau yang disebut Roughness Value (Ra) yang tertera pada gambar mengisaratkan kepada kita mengenai bentuk permukaan akhir dari produk yang diinginkan, sebagaimana diperlihatkan pada contoh gambar 9.1 berikut. Jika Nilai Ra itu berada pada kisaran 6,3 sampai 50 (N9 sampai N50) maka kekasaran permukaan dapat tercapai melalui proses pengecoran (Sand Casting).

Proses pemesinan yang berhubungan dengan pembentukan produk pengecoran memerlukan kecakapan khusus yang berbeda dengan proses pemesinan pada baja dengan bentuk tertentu seperti bulat; segi empat atau segi enam, terutama dalam memegang benda kerja itu sendiri pada mesin perkakas selama proses pemotongan itu berlanjut dimana benda hasil pengecoran memiliki bentuk yang tidak beraturan, serta khusus dalam pekerjaan pembubutan dimana benda kerja akan berputar, keseimbangan putaran juga perlu diperhatikan jika benda tidak berada sesumbu dengan sumbu mesin itu sendiri (Counter balance).

B. Pembentukan benda kerja dengan mesin perkakas

Kekasaran permukaan Benda kerja yang dipersyaratkan untuk dikerjakan melalui pekerjaan pemesinan ialah benda kerja yang digambarkan dengan tanda angka kekasaran N8 atau dengan besaran angka toleransi dari ukuran benda yang dikehendaki. Pada bentuk tertentu dimungkinkan untuk dikerjakan pada mesin bubut, frais atau skrap.
Dalam pelaksanaan proses pekerjaan dengan menggunakan mesin perkakas diperlukan 3 aspek penting yang harus difahami, antara lain :
􀁸 Membaca dan menggunakan gambar kerja ( Lihat Bab VIII)
􀁸 Memilih dan menggunakan alat ukur (Lihat Bab XII)
􀁸 Menguasai teknologi pemotongan
Teknologi pemotongan
Teknologi pemotongan merupakan salah satu aspek persyaratan pengetahuan dan keteramoilan yang harus dikuasai oleh seorang operator mesin dalam melakukan proses pembentukan, aspek-aspek yang tercakup dalam teknologi pemotongan ini antara lain :
􀁸 Pengetahuan tentang bahan-bahan produk (Lihat Bab I Tentang macam-macam bahan Teknik), yang diperlukan untuk menentukan sifat pemotongan dari setiap bahan teknik seperti kecepatan pemotongan dan jenis alat potong yang sesuai dengan jenis bahan tersebut.
􀁸 Mesin perkakas dan karakteristiknya, yakni pengetahuan tentang Mesin Perkakas dan kelengkapannya, jenis, fungsi dan cara pengoperasiannya.
􀁸 Pengetahuan tentang alat-alat potong yang meliputi bentuk, fungsi pemakaian.
􀁸 Pengetahuan tentang cara pemasangan dan mengeset benda kerja pada mesin perkakas
1. Pembentukan benda kerja dengan mesin bubut
Mesin bubut adalah salah satu mesin perkakas yang paling banyak digunakan dibengkel-bengkel karena memiliki fungsi yang bervariasi dalam pengerjaan berbagai bentuk benda kerja, seperti membentuk benda bulat, membentuk bidang datar, mengebor, mengulir, membentuk tirus, memotong mengartel, serta membentuk benda-benda bersegi. Hampir semua aspek bentuk benda kerja dapat dikerjakan dengan mesin bubut, bahkan dari benda-benda yang tidak beraturan bentuk bentuk tersebut dapat tercapai melalui berbagai metoda pemasangan benda kerja pada mesin bubut. Setiap mesin memiliki prosedur pengoperasian yang berbeda-beda walaupun bagian-bagian utama dari mesin dihampir semua merek mesin bubut memiliki bagian yang sama, setiap pabrik pembuat mesin berusaha memberikan kemudahan dalam pengoperasian dari mesin yang dibuatnya, sistem palayanan dan pengendalian proses kerja mesin ditempatkan sedapat mungkin ditempat yang mudah dijangkau. Perhatikan salah satu konstruksi dan bagianbagian utama dari mesin bubut pada gambar 9.2 berikut.
a. Metoda pemegangan benda kerja pada mesin bubut Pemasangan benda kerja pada mesin bubut dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan bentuk benda serta tujuan pembentukan yang dihasilkan melalui proses pembubutan tersebut. Fasilitas pencekaman benda kerja pada mesin bubut disediakan baik untuk kegunaan mencekam benda kerja dengan bentuk-bentuk yang umum maupun yang khusus, namun jika benda kerja dengan bentuk yang berbeda dari peralatan yang tersedia, maka dimungkinkan untuk membuat bentuk pemegang benda kerja tersebut sesuai dengan kebutuhan.
􀁸 Chuck rahang 3 (Three jaw/self centering jaw chuck)
Self Centering chuck ialah chuck yang biasanya memiliki rahan (jaw) tiga buah yang masing-masing memiliki tiga pemutar untuk arah mengunci dan membuka jepitan terhadap benda kerja, namun dalam pemakaiannya jika salah satu dari lubang kunci ini diputar maka semua jaw akan bergerak serempak mengunci atau membuka. Kendati pemakaiannya hanya untuk memegang benda kerja yang berbentuk bulat atau bersegi tiga atau enam, Chuck ini paling banyak digunakan karena sepat memposisikan benda kerja pada posisi senter
􀁸 Four Jaw Independent Chuck (Chuck rahang 4 independent) Chuck rahang 4 yang bersifat independent ini dirancang untuk memegang benda kerja segi empat, membubut bentuk eksentrik, bahkan benda bersegi dengan posisi pembubutan jauh dari posisi senter benda kerja.
Chuck Mesin bubut merupakan kelengkapan mesin yang dapat diganti sesuai dengan keperluan pemakaian chuck itu sendiri dalam memegang benda kerja.
Jika sewaktu-waktu diperlukan penggantian chuck maka kita dapat membukanya dari screw spindle nose dibagian head stock.
Untuk melepas chuck dari spindle nose secara sederhananya ialah memutar chuck pada arah yang berlawanan dengan arah putaran pada pembubutan biasa.
Namun kadang-kadang chuck ini juga terkunci kuat pada spindle nose karena selama pemakaian dalam pembubutan menghasilkan gerakan mengunci pada spindle nose tersebut, untuk itu sebagai langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuka chuck itu dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Memutar chuck dengan bantuan bar yang diungkitkan diantara kedua Jaw.
2. Menyetel posisi jawa hingga melebihi diameter luarnya
3. Menempatkan balok kayu dibagian belakan bed dan langsung menahan pada jaw
4. Putar spindle mesin melalui sabuk dan pulley oleh tangan hingga mengendur.
5. Tempatkan chuck secara pelan-pelan diatas bed mesin.
􀁸 Metoda mencekam benda kerja pada chuck rahang 4 Sebagaimana yang dilakukan dalam pamakaian Chuck rahang 3 dimana memiliki dua jenis rahang (jaw) terdiri atas Jaw normal dan jaw terbalik, namun pada chuck rahang empat biasanya jaw itu dapat dibalik posisinya. Untuk benda-benda kerja yang berukuran kecil dapat dicekam dengan jaw pada posisi normal akan tetapi untuk benda-benda yang lebih besar maka jaw dapat dibalik sehingga dapat mencekam benda kerja dengan kuat. biasanya memiliki bagian rahang yang dapat dibuka hanya dibagian rahangnya dengan sambungan baut. Tetapi ada juga rahang (jaw) untuk rahang empat ini dapat dilepas melalui ulir penguncinya sehingga dapat diubah posisinya pada posisi terbalik untuk mencekam benda kerja yang ukuran besar Untuk penyetelan posisi benda kerja dalam proses pembubutan dengan menggunakan chuck rahang empat diperlukan kecermatan karena gerakan jaw (rahang) dari chuck bergerak secara independent antara jaw yang satu dengan jaw yang lainnya. Oleh karena itu untuk penyetelannya dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
o Ukur diameter benda kerja dan jepitlah benda kerja dengan kuat
o Stel jaw sesuai dengan selisih ukuran diameter benda kerja sebanding dengan jarak perbedaan pada “concentric ring” 
o Kendurkan dua rahang yang berdekatan untuk memberikan ruangan pergeseran benda kerja.
o Tempatkan benda kera di dalam chuck jangan terjadi kesalahan atau perubahan, jepit perlahan lahan melalui gerakan rahang.
o Berikan lapisan pelindung diantara jaw dan benda kerja jika diperlukan.
Untuk benda kerja yang pendek dan diameter besar dengan pemasangan pada posisi rahang normal dapat dilakukan dengan menentukan kesejajaran bagian permukaan benda kerja dengan permukaan chuck, untuk hal ini sebaiknya salah satu permukaan yang akan dijadikan pedoman (basis pengukuran) diratakan terlebih dahulu dengan metoda pembubutan muka (facing). Metoda pendekatan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kapur pada putaran benda kerja, posisi puncak akan terlihat pada goresan kapur, akan tetapi dengan menggunakan kapur ini tidak terlihat jarak ukur penyimpangannya. Penyetelan posisi kesesumbuan dari benda kerja dalam pencekaman pada chuck ini benar-benar harus dilakukan walaupun sangat sulit, namun untuk hasil yang lebih akurat penyetelan ini ialah dengan menggunakan Dial Indikator. Penyetelan kebenaran posisi dari benda kerja yang dipasang pada chuck rahang 4 dengan menggunakan dial indikator ini, langkah pelaksanaannya sama dengan penyetelan yang telah diuraikan, namun jumlah penyimpangan dari posisi yang seharusnya akan terindikasi pada dial Indikator. 
􀁸 Tentukan posisi rahang (jaw) pada dua posisi atas dan posisi bawah.
􀁸 Longgarkan rahang (jaw) yang berada pada posisi di atas hingga kirakira 1½ pada posisi eksentrik, kemudian keraskan jaw yang berada pada posisi bawah hingga mencapai posisi penyetelan yang benar, dan diakhiri dengan pengencangan rahang yang berada pada kelonggaran posisi bagian bawah, penyetelan akhir digunakan palu lunak dengan pemukulan ringan.
􀁸 Periksa kembali kekencangan semuanya pada setiap rahang
􀁸 Penyetelan benda kerja dengan bentuk tidak beraturan dari benda tuangan (Casting)
Pemasangan benda tuangan (casting) yang biasanya memiliki bentuk yang tidak beraturan, diperlukan penyetelan dengan pergeseran rahang dengan jarak yang juga tidak beraturan pula sesuai dengan posisi pekerjaan atau bidang atau bagian dari benda tersebut yang akan dibentuk melalui proses pekerjaan bubut. Jika diasumsikan benda kerja seperti pada gambar 9.18a memiliki permukaan yang rata atau telah dikerjakan, maka langkah penyetelan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
o Usahakan agar Casting berada pada posisi terdekat pada “concentric ring” agar lebih mudah menunjukkan arah pergeseran.
o Tentukan posisi casting yang akan dimachining berlawanan positif dengan titik permukaan chuck, tentukan jaraknya dengan menggunakan parallel strip dengan step dari permukaan rahang chuck. Hal ini harus dipastikan bahwa machining berada sejajar dengan bidang segi empat, Casting ini dapat juga diarahkan dengan dukungan tail stock dengan bantalan kayu untuk menekannya.
Penyetelan jaw chuck dibagian bidang machining untuk casting (benda tuangan) sering kali diperlukan penandaan (marking out) sebagai acuan dalam penyetelan. Hal ini merupakan bagian dari penerapan membubut eksentrik, dimana membubut benda kerja yang terdiri atas dua bentuk lingkaran dengan dua garis sumbu yang berbeda. Lakukan hanya pada dua rahang yang distel yang lain hanya akan digunakan setelah penyetelan kedua rahang ini berada pada posisi yang mendekati benar. Tepatkan posisi ujung benda tuangan pada alur rahang chuck dengan bantuan palu (gambar 9.18).
Catatan :
1. Untuk keamanan yakinkan bahwa merubah kedudukan rahang (jaw) pada posisi terbalik akan aman terhadap bagian mesin bubut yang lainnya
2. Lepaskan Parallel plat sebelum memberikan gerakan memutar pada mesin.
b. Penandan dan penyetelan untuk pembagian bentuk benda tuangan (Casting).
Proses pembubutan benda kerja hasil penuangan sebagaimana diperlihatkan pada contoh yang digambarkan pada Gambar 9.19 ”Dudukan bearing”, diperlukan bentuk akhir dengan posisi lubang berada ditengah-tengan sejajar sepanjang sumbu, dimana setelah proses machining akan mengikat bersama oleh baut pengikatnya atau penyolderan (Tinning) yang akan mengikat setelah pemanasan.
Penandaan (Marking out) Untuk penandaan dapat dilakukan dngan langkah-langkah sebagai berikut :
􀁸 Pasangkan bridge pada salah satu jung lubang silinder.
􀁸 Goreskan garis pembagian memotong tengah-tangah bridge
􀁸 Posisi garis bagi vertikal dan casting (benda kerja) horizontal.
􀁸 Buat garis lingkaran keliling diameter bekas pengeboran.
􀁸 Periksa kembali hasil penandaan
c. Pemasangan atau penyetelan (Setting up)
Pemasangan benda kerja dengan bentuk yang tidak beraturan seperti benda tuangan (casting), dipertimbangkan dengan kebutuhan penyetelan bagian bagian lain, antara lain dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
􀁸 Pasanglah benda kerja
dengan memberikan kebebasan yang cukup untuk melewatkan boring bar 
􀁸 Posisikan jaw mendekati kebenaran posisi penjepitan benda kerja (Casting)
􀁸 Tempatkan kelengkapan penggores pada tool post dan tentukan sudutnya setinggi senter mesin bubut.
􀁸 Tentukan posisi benda kerja dengan posisi ujung penggores melalui kesesuaian garis-garis yang terdapat pada benda kerja untuk menegtahui kebenaran kedudukan benda kerja seperti yang telah dilakukan dalam penandaan.
􀁸 Periksa pula kebenaran posisi benda kerja untuk bidang pengerjaan bagian luar melalui gerakan ujung penggores.
􀁸 Periksa pula bagian permukaan lingkaran untuk mengetahui kesalahan penyetelan rahang chuck karena pengencangan (penjepitan)
􀁸 Jangan lupa melepaskan bridge sebelum melakukan pengeboran untuk membubut dalam.
d. Ketentuan umum untuk pemakaian Independent chuck
Dari uraian pembahasan diatas merupakan sebuah contoh penyetelan dan pemasangan benda kerja khususnya benda kerja yang memiliki bentuk tidak beraturan (casting) dengan menggunakan chuck rahang 4 Independent, namun sebagai dasar pengembangan dalam penggunakan Chuck rahang 4 independent ini dapat diperhatikan beberapa hal berikut :
􀁸 Tentukan bagaimana cara pemasangan benda kerja agar terpasang pada posisi yang benar, aman dengan seminimal mungkin akan terjadi penyimpangan.
􀁸 Pilihlah, naf (bosses), projection, Inti lubang atau permukaan rata atau yang telah dimaching sebagai patokan atau basis penyetelan.
􀁸 Jika pedoman itu tidak ditemukan atau hanya sedikit ketepatan maka terpaksa mempersiapkan perlengkapan untuk memberikan penandaan. 
􀁸 Jika proses machining yang diperlukan adalah pada permukaan bagian luar (external) biasanya penyetelan akan lebih baik dilakukan dibagian dalam, dengan demikian akan lebih dipastikan akan diperolehnya ketebalan serta keseimbangan putaran benda kerja tersebut.
􀁸 Jika machining yang akan dilakukan pada bagian dalam maka gunakan permukaan dalam untuk penyetelan.
e. Pemakaian Counter balance pada Chuck rahang 4 Independent Counter balance digunakan pada pemegang benda kerja dengan mengguanakan face plate untuk mengatur keseimbangan putaran dimana benda kerja terpasang jauh dari sumbu spindle utama mesin bubut. Benda-benda kerja yang memiliki bentuk tidak beraturan dijepit dengan menggunakan chuck sebagaimna yang telah dijelaskan, face plate adalah bentuk atau metoda memegang beda kerja yang dapat mengakibatkan sebagian berat keluar dari sumbu putar. Proses pekerjaan yang demikian ini akan mengakibatkan terjadinya berbagai hal berikut :
􀁸 Getaran (Vibration)
􀁸 Kecepatan potong tidak merata (uneven cutting speed)
􀁸 Hasil pemesinan akan keluar dari putaran (Out of round)
􀁸 Mengakibatkan kerusakan pada bantalan mesin bubut
􀁸 Kondisi berbahaya apabila spindle berputaran tinggi.
Pemasangan Counter balances
Untuk melakukan counter balance pada benda kerja yang terpasang pada Independent chuck, atau face plate dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
􀁸 Tentukan mesin bubut dengan spindle dalam keadaan bebas dari putaran
􀁸 Putar benda kerja dengan olehtangan dan biarkan sampai berhenti dan beri tanda dibagian yang ringan (bagian atas atau top)
􀁸 Pilih pemberat (yang mendekati dengan kebutuhan balances) Pasangkan pemberat tersebut dibagian yang ringan dengan menggunakan baut pada “T” – Slots.
􀁸 Putar benda kerja dan biarkan sampai berhenti. Bidang yang berat akan menempati posisi melintang kesamping sumbu dari dasar, beri tanda dengan kapur dibagian atasnya.
􀁸 Geserkan pemberat kearah mendekat tanda dari kapur tersebut.
􀁸 Lakukan terus proses ini hingga putaran chuck dapat berhenti disembarang posisi.
f. Face Plate
Face plate diperlukan untuk memegang benda kerja, dimana benda kerja tidak dimungkinkan dipegang dengan menggunakan chuck karena alasan seperti bentuk dan ukurannya sehingga penggunaan face plate merupakan cara yang dianggap paling tepat. Dalam penggunaannya face plate ini akan tetap memperhatikan pedoman pemasangan serta penyetelan, sebagaimnana yang telah dilakukan proses pemasangan dan penyetelan benda kerja tidak beraturan.
Metoda pemasangan benda kerja dengan face plate.
o Benda kerja diklem secara langsung pada face plate Untuk pemasangan benda kerja ini sebaiknya benda kerja dikbubut terlebih dahulu permukaannya (Facing), hal ini dilakukan pada bahan yang mungkin dipasang secara langsung pada face plate. Proses ini harus meyakinkan bahwa berbagai operasi pembubutan akan dapat dilakukan. Pemasangan dibantu dengan ganjal paralle plates. Gambar 9.28 memperlihatkan produk penuangan (casting) yang dipasang dengan clamp secara langsung pada face plate.
Sebagai contoh lainnya dimana benda kerja dijepit (di Clamp) secara langsung pada face plate ini dapat dilihat pada gambar 9.28. Dalam proses ini dimana member of cone cluth benda kerja diset terlebih dahulu yang kemudian akan dibubut dan dibor secara akurat pada permukaan bagian konisnya Baut penyetel digunakan untuk menjepit dan memberikan tekanan pada benda kerja melalui Clamp. Selanjutnya bagian dari klem itu sendiri tidak boleh tergeser selama proses penyetelan dalam penjepitan. Demikian pula dengan Clamp tersebut tidak
boleh mengubah posisi benda kerja. Jika terjadi hal yang membahayakan maka harus diganti dengan klem khusus. Gambar 9.28 Pemasangan benda kerja dengan menggunakan klem
Salah satu pengembangan pamakaian face plate ini dimana masing-masing telah dimachining, sehingga penahan digunakan secara cepat, Lubang atau hasil pengeboran dapat dipisahkan dengan garis, pembatas ;
Bagian luar dari casting (benda kerja) dan permukaan yang berdekatan dengan face plate telah dimachining dan posisi lubang telah ditandai (dilukis), naf pada casting terpaksa ditempatkan pada parallel strip.
Untuk menyetel kedudukan casting atau benda kerja dengan bentuk eksentrik seperti diperlihatkan pada gambar 9.29, dapat dilakukan dengan langkah penyetelan sebagai berikut :
􀁸 Tempatkan face plate pada meja kerja menghadap ke atas, bersihkan permukaan face plat dimana benda kerja akan ditempatkan dari kotoran dan debu.
􀁸 Tempatkan benda kerja diatas Parallel strip, dengan posisi pendekatan pada posisi yang diinginkan diatas face plate.
􀁸 Kedudukan lubang pengeboran dari benda kerja mendekati titik sumbu face plate, dengan menggunakan surface gauge atau pelengkapan yang sesuai lakukan pengukuran dari bagian luar face plate.
􀁸 Lakukan penjepitan ringan pada benda kerja. Hindari pemakaian baut yang terlalu panjang dari panjang yang diinginkan, kemudian jepit benda kerja dengan clamp diatas parallel strips.
􀁸 Tempatkan face plate pada spindle nose dan periksa kebenaran posisinya dengan memutarnya dengan tanga.
􀁸 Stel kesesuaian benda kerja dengan palu lunak. (untuk benda kerja yang berat gunakan takel (hoist).
􀁸 Kencangkan semua Clamp dan periksa seluruh hasil penyetelan
􀁸 Pasanglah counter balance
􀁸 Lakukan proses pemesinan (machining.
g. Pemasangan benda kerja dengan kedudukan Blok siku
Blok siku digunakan dalam pemasangan benda kerja yang memiliki bentuk tidal beraturan, dimana pemakaian blok siku ini merupakan pilihan yang dianggap tepat dan efisien. Blok siku yang bersudut 900 sebagai penghubung kedudukan benda kerja pada face plate. Cast iron elbow didudukan pada bagian luar face plate dengan bantuan block siku. Benda kerja (elbow cast-iron) dijepit pada blok siku tersebut dengan baut (lihat gambar 9.31a dan 9.31b).
Contoh lainnya pemasangan benda kerja dengan manggunakan face plat itu antara lain proses machining pada bearing set (gambar 9.32), yakni pemasangan untuk menentukan hasil pembubutan yaitu bore sejajar dengan dasar (landasan) angle plate yang didisain khusus untuk kedudukan split bearing dengan ukuran tidak melewati batas luar dari face plate, karena
perpanjangan ini dapat mengakibatkan bahaya jika sampai terkena pada bed mesin.
h. Alat-alat potong pada mesin bubut dan pembentukannya
Sebelum kita bahas lebih jauh tentang proses pemesinan melalui pekerjaan bubut, sebaiknya kita melihat terlebih dahulu salah satu alat potong utama yang digunakan pada mesin bubut yakni pahat bubut, karena sebagaimana fungsi mesin bubut dalam pembentukan benda kerja tersebut sangat komplek dan bervariasi, tentu saja untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut diperlukan alat potong yang bervaiasi pula, namun pahat bubut ini merupakan alat potong utama dalam pekerjaan bubut, misalnya pekerjaan mengebor dapat dikerjakan pada mesin bor walaupun dikerjakan dengan mesin bubut akan lebih baik.
􀁸 Jenis dan tipe pahat bubut.
Secara umum tipe pahat bubut dapat dibedakan menjadi dua tipe yakni : Solid tool, dan Tool bits.
Solid tool ialah pahat bubut yang berukuran besar dibuat dari baja perkakas paduan (alloy tool steel) atau High Speed Steel (HSS). Seperti pada gambar 9.33.
Pahat dari jenis ini digunakan dalam pekerjaan penyayatan bahan-bahan lunak (seperti baja lunak /Mild Steel).
Pemasangannya langsung dijepit pada tool post, namun terdapat pula ukuran yang kecil (1/4 “) ini dipasang pada tool holder, pahat ini termasuk solid tool.
Tool bit ialah pahat yang hanya terdiri atas mata potongnya dan harus menggunakan tool holder, dengan spesifikasi khusus sesuai dengan bentuk tool bit itu sendiri, atau di brazing pada tangkainya (lihat gambar 9.34).
􀁸 Sudut kemiringan pada pahat bubut Kikir menunjukan proses penyayatan pada benda kerja yang secara lansung dapat kita rasakan pengaruh penyayatan tersebut.
Proses penyayatan yang terjadi ini ternyata salah satunya disebabkan oleh adanya sudut kemiringan dari sisi sayat mata kikir tersebut sebagai alur untuk membuang tatal (chips) keluar dari bidang pemotongan.
Gambar 9.35 memperlihatkan illustrasi dari mata kikir yang menunjukan bahwa setiap sudut kemiringan dari mata kikir tersebut langsung pada pemotongan. Walaupun dalam pekerjaan mengikir terjadi variasi sudut yang disebabkan oleh gerakan manual kadang meningkat atau menurun tergantung gerakan kikir, namun sudut ini memberikan sisi buang untuk mengeluarkan tatal (chips) walaupun hal ini tidak nampak hingga pemotongan terlihat dibawah mikroscop.
Prinsip yang sama diterapkan pada cutting tool yang memiliki satu mata
potong, namun hasilnya ternyata berbeda dengan alat ptotong yang memiliki mata potong lebih dari satu.
􀁸 Pengaruh sudut kemiringan sisi potong
Pada gambar 9.36 diperlihatkan Bahwa faktor utama dalam performa alat potong terdapat pada sudut rake (sudut sayat) yang diukur mendatar dari sisi potong, kemiringan sisi potong inilah yang menyebabkan tatal terangkat secara cepat dari permukaan yang membentuk sudut normal mendekati pada susut kemiringan tadi

Pengertian Machining

MACHINING adalah proses pembuatan benda kerja dengan perautan (menghilangkan material yang tidak diinginkan dari benda kerja dalam bentuk chip).
Jika benda kerjanya logam maka seringkali dikenal dengan metal cutting atau metal removal.

Proses Pembentukan Chip
Ada 7 Proses dasar dalam pembentukan chip , yaitu : Shaping, Turning, Milling, Drilling, Sawing, Broaching, dan Grinding (Abrasive Machining).
Dalam proses metal cutting akan selalu dijumpai istilah : Speed,Feed dan Depth of Cut untuk menjelaskan masalah tersebut ilustrasinya akan menggunakan proses Turning.

SPEED (V) adalah gerakan potong utama dimana berhubungan dengan kecepatan putar benda kerja terhadap pahat potong.
Satuannya: Surface Feet Per Minute (SFPM) , Inch Per Minute ( In/M ) , Meter Per Minute (M/M).

FEED adalah sejumlah material yang hilang per putaran. Dalam proses turning gerakan Feed sejajar dengan sumbu putar benda kerja.
Satuannya : Inch Per Putaran (In/Rev), Inch Per Cycle , Inch Per Minute, Inch Per Tooth.


DEPTH OF CUT (DOC) menyatakan perpindahan pahat terhadap kedalaman permukaan benda kerja. Biasanya Depth of Cut dinotasikan d.
Besarnya Depth of Cut

d = ( D1-D2 ) / 2
Dimana : 
D1 = diameter mula-mula 
D2 = diameter akhir